Jumat, 27 Maret 2015

CANDI GONDOSULI BULU TEMANGGUNG JAWA TENGAH

CANDI GONDOSULI

di reruntuhan batu penyusun candi gondosuli

Lokasi: Desa Gondosuli Kec Bulu Temanggung
Religion: Hindu

Blusukan bulan desember ini menuju ke kota temanggung,seringkali juga banyak yang menyebut kota tembakau.Disini salah satu pusat penghasil tembakau di Indonesia.Banyak gudang gudang penyimpanan dari perusahaan rokok nasional berdiri di kota ini.
Di salah satu kecamatan di kota ini ada sebuah peninggalan sejarah peradaban masa silam yang begitu mengagumkan meski hanya tinggal reruntuhannya saja,yaitu reruntuhan candi gondosuli.Disini juga terdapat sebuah prasasti yang sering disebut prasasti gondosuli.

prasasti gondosuli 
Berdasarkan penelitian Prasasti Gondosuli memuat 11 baris tulisan, ditulis dengan huruf Jawa Kuno, tetapi menggunakan bahasa Melayu Kuno. Bahkan bentuk tulisannya mirip prasasti-prasasti di daerah Sriwijaya Andalas (Sumatera).
Prasasti Gondosuli ditulis/dipahat pada batu besar dengan panjang 290 cm, lebar 110 cm dan tinggi 100 cm, sedangkan bidang yag ditulis berukuran 103 x 54 cm2.
Pada baris pertama terdapat tulisan “Nama Syiwa Om Mahayana, sahin mendagar wa’zt tanta pawerus darma”. (Bakti kepada Desa Siwa, Om Mahayana (Orang Besar). Di semua batas hutan pertapaan, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, mendengarkan hasil pekerjaan/ perbuatan yang baik).
Prasasti ini berisi penghibahan tanah, dimana tanah itu digunakan untuk bangunan suci/ candi, serta untuk memperingati pembangunan patung raja (Hyang Haji) disebuah preseda yang disebut Sang Hyang Wintang.



CANDI GONDOSULI
SELAIN prasasti, ditemukan pula reruntuhan bebatuan candi yang berserakan disekitarnya. Belum diketahui berapa luas candi tersebut, karena bentuknya sudah tidak utuh lagi.
Batu-batu yang berserakan itu diperkirakan hanya bagian atas candi, sedangkan sebagian besar bangunan candi terpendam dalam tanah. Pernah ada upaya dari pihak terkait, yaitu Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah, untuk melakukan penggalian. Tapi upaya ini dihentikan karena tanah diatas bangunan candi yang terpendam digunakan untuk pemakaman umum. Bahkan ada makam seorang tokoh agama, Kiai Rofi’I, yang dikeramatkan oleh penduduk setempat.
Ahli purbakala dari Australia, Prof Dr JG Casparis, menduga candi Gondosuli dibangun pada abad ke-9. Casparis juga memperkirakan kalau bentuk bangunan candi ini tidak berbeda jauh dari bangunan-bangunan candi yang dibangun pada abad tersebut dan berada disekitarnya.
Candi-candi yang dimaksud Casparis antara lain puluhan candi di Dieng, candi Gedongsongo, dan candi Pringapus di Temanggung. Candi Gondosuli, yang berasitektur Hindu, diperkirakan juga dibangun Rakai Patapan. Ia merupakan salah seorang anak dari sanjaya, raja pertama Mataram Hindu. Rakai Patapan sendiri merupakan raja ke-5.

sisa batuan reruntuhan candi gondosuli

berada dekat dengan prasasti gondosuli

banyaknya batuan reruntuhan candi

batuan bagian pintu candi

umpak umpak batu

batuan candi

batu batu yg masih terlihat pahatan


batu kemuncak candi




arca nandi yang aus

yoni candi gondosuli

batuan candi

batuan candi yang masih terlihat motif hiasannya

batu dengan hiasan makara

Sebuah lokasi yang direkomendasikan untuk dikunjungi. Selain jalan menuju lokasi menyuguhkan penandangan yang indah, berpetualang ke situs cagar budaya akan menambah kecintaan kita kepada sejarah budaya bangsa dan bermanfaat untuk anak cucu kita agar selalu melestarikannya. Bagi sahabat Explorider yang kebetulan berkunjung ke Temanggung, lokasi ini layak dikunjungi.

terimakasih ,salam budaya salam blusukan situs dan candi

Selasa, 24 Maret 2015

LINGGA DAN YONI DI TEMPAT WISATA ALAM BUKIT CINTA RAWA PENING

 MINGGU,14 MARET 2015

LINGGA YONI BUKIT CINTA

 di lokasi bukit cinta lingga dan (mungkin) yoni berada 
Bukit Cinta (sebelum diberikan nama) merupakan sebuah tempat tinggi yang dimanfaatkan oleh Pemerintahan Kolonial Belanda sebagai Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondog yang ada terhampar di Rawa Pening. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan enceng gundog karena keberadaan pembangkit listrik tenaga air yang dikembangkan di Rawa Pening oleh kolonial Belanda. Tetapi setelah Indonesia merdeka dan pada tahun 1975, Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondog ini di kembangkan oleh pemerintah Indonesia, tepatnya pemerintah daerah kabupaten Ungaran untuk menjadi Gardu Pemandangan Alam Rawa Pening. Tetapi pengembangan tersebut mulai dikenal dan dapat dinikmati oleh masyarakat umum sejak tahun 1983. Luas area pengembangan tempat wisata Bukit Cinta tidak lebih dari 2 hektar dan di kelola secara langsung oleh pememerintah daerah kabupaten Semarang. Pengembangan sampai dengan sekarang (tahun 2013 akhir) pun terus dilakukan untuk memberikan fasilitas yang memadahi bagi pengunjung tempat ini. - See more at: http://potensijateng.com/newface/bukit-cinta-pesona-indah-dan-mitos-cinta/#sthash.Wbg2UwIw.dpuf
Lokasi : desa rowoboni kec banyubiru kab semarang
Religion : tidak diketahui

Bukit cinta memang sungguh nyaman bagi yang suka akan wisata alam nan indah dan tidak mau repot,karena bukit cinta ini terletak di antara jalan banyubiru-tuntang,berada tidak jauh dari jalan raya tersebut.Bagi warga Semarang dan sekitarnya tentunya tidak asing lagi dengan nama bukit cinta ini,bahkan bisa dibilang sudah pernah berkunjung disini,,banyak yang bisa dinikmati di area bukit cinta ini...dari sekedar duduk santai sampai keliling rawa naik perahu yang telah disediakan di area ini.

 jalan lingkar ambarawa
Untuk rute perjalanan dari arah Semarang sampai dipertigaan Bawen ambil jalan ke kanan,lurus ikuti saja sampai tiba di perempatan lampu merah ambil jalan ke kiri yaitu jalan lingkar Ambarawa lurus saja sampai melewati tempat Wisata Apung Kampung Rawa,lurus sampai tiba di perempatan lampu merah lagi ambil jalan ke kiri yang menuju ke Banyubiru Rawapening,ikuti jalan tersebut dan situs lingga yoni ini berada di sebuah bukit di tepian rawa pening yaitu Bukit Cinta namanya.

gerbang depan bukit cinta

arca yg berada di sisi kanan dari gerbang masuk

salahsatu sudut wisata bukit cinta 

arca dwarapala di sisi kanan gerbang masuk
salah satu sudut gerbang bukit cinta

papan penunjuk loket

papan penunjuk dermaga rawapening
Memasuki tempat ini, saya melihat ada sebuah pondok kecil yang bertuliskan ‘Petilasan Ki Godho Pameling’ tampak ada sesaji yang tergeletak disini. Ternyata dulunya, Rawa Pening ini adalah tempat petilasan. Bukit Cinta Rawa Pening juga dilengkapi dengan taman bermain serta tempat parkir yang memadai. Pengunjung dapat melakukan aktivitas memancing di sekitar Rawa Pening. Kawasan ini berpotensi dimanfaatkan sebagai olahraga air misalnya dayung, ski air, ataupun parasailing.
sebuah lingga dan yoni di petilasan ki godho pameling

renovasi tahun 2001

di depan pendopo situs bukit cinta rawapening

masih sering digunakan ritual

lingga dan yoni

beberapa umpak batu

telah terdata  banyubiru03

di dalam sebuah pendopo



dari kejauhan

bangunan yang mangkrak

dermaga kapal motor

rawapening di potret dari bukit cinta

harga tiket : Rp 7500/hari besar.minggu
parkir: Rp 2000 motor
Rp 4000 mobil
berhubung tujuan saya ingin mengunjungi situs batu lingga dan yoni di bukit cinta maka hal yang saya lakukan terbatas di bukit cinta yaitu di petilasan ki godho pameling saja dan sedikit jalan mengelilingi taman,berharap ada batuan situs lainnya,,,hehe
untuk ke dermaga atau masuk patung naga tidak saya coba....
bagi yang ingin santai dan menikmati ketenangan sungguh tepat lokasi bukit cinta ini.
dan waktu telah cukup saya rasa,akhirnya saya cabut menuju situs selanjutnya yaitu situs di dusun cebur kec tuntang...
terimakasih atas kunjungannya salam budaya salam blusukan situs dan candi

Senin, 23 Maret 2015

SITUS DI DUSUN CEBUR DESA KALIBEJI KEC TUNTANG KAB SEMARANG

SITUS DI DESA KALIBEJI TUNTANG
 

Lokasi : dusun cebur desa kalibeji kec tuntang kab semarang

Yoni adalah pasangan dari lingga
Yoni (Sanskerta: योिन; yoni) adalah kata yang mempunyai arti bagian/tempat (kandungan) untuk melahirkan. Kata ini mempunyai banyak arti, di antaranya adalah sumber, asal, sarang, rumah, tempat duduk, kandang, tempat istirahat, tempat penampungan air, dan lain-lain. Dalam buku Kama Sutra dan dalam kaitannya dengan batu candi, yoni berarti pasangan lingga yang merupakan simbol dari alat kelamin wanita. Pasangan lingam-yoni dalam arti ini juga dikenal pada situs sejarah warisan dunia Mohenjo-daro di Pakistan. Yoni merupakan sebuah objek cekung atau berlubang, yang melambangkan kemaluan wanita (vagina). Objek ini merupakan lambang kesuburan. Di beberapa daerah di Indonesia yoni disebut juga lesung batu karena menyerupai sebuah lesung yang terbuat dari batu.

 yoni cebur atau watu gentong

situs kalibeji ini hanya tertinggal beberapa batu kemuncak candi dan sebuah yoni.ukuran yoni cukup besar dan terlihat utuh meski ada di salah satu sisi telah aus karena sesuatu gosokan dari benda tajam semacam besi.secara keseluruhan cukup sempurna.Dan situs ini telah terinventarisasi oleh pemerintah kota dan kabupaten.
sudah di data

 hiasan naga dibawah cerat yoni

sebuah yoni tidak terlepas dengan bagian bagian yang menjadi ciri kasnya.termasuk bentuk dan hiasan yang menyertainya.umumnya yoni berbentuk persegi atau kotak dengan sebuah lubang yang ada di tengah yang fungsi lubang tersebut untuk menaruh sebuah lingga yang merupakan pasangan yoni tersebut.dan untuk hiasan ata ukirannya biasanya cuma pelipit garis garis saja,naga dan kura kura umumnya ada di bawah cerat yoni dan cerat ini berfungsi sebagai aliran air basuhan dari lingga.


 cerat yoni

naga menyangga kura2
 Sering pula wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada bangunan candi atau pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.


keberadaan atap melindungi situs

beberapa kemuncak candi
Bagian batuan candi ini diperkirakan sebuah kemuncak dari sebuah candi.

telah terdata tuntang 25

 batu kemuncak yg telah aus

 pasal undang2 cagar budaya

umpak batu dengan lubang kecil


 di situs kalibeji
 Selain yoni dan batuan kemuncak candi,sebenarnya masih ada batuan candi yang ada di sebuah makam yang tidak jauh dari situs watu gentong ini.berhubung waktu sudah menjelang sore dan ada tujuan blusukan di desa candirejo,maka saya tunda untuk ke situs makam buat agenda blusukan selanjutnya.

terimakasih atas kunjungannya salam budaya salam nyitus n nyandi